Simplifikasi x Alternatif

Pernah coba menyederhanakan sesuatu hal dengan tetap mendapatkan pengalaman yang kurang lebih sama?
Sebenernya pasti pernah ngalamin sih tapi tadi secara sengaja yang juga tidak sengaja juga melakukan penyederhanaan hal yang cukup menarik.Emang ngapain sih? Jadi sekitar jam 7 malem tadinya mau matiin pc diruang depan, tp malah ngelanjutin buka vlog #eattalkdrive nya sheggario dan Adriano Qalbi..
Episode 2 lanjut episode 3, eh keterusan, padahal rencananya cuma mau matiin pc doang, gk kerasa udah setengah 9 aja. Karena sebelumnya saya cukup sering ngikutin podcastnya adriano qolbi, jadi nonton vlog ini enak bgt, apalagi bagus ngemasnya, oiya saya bukan mau cerita atau review vlog tersebut sih, tonton aja sendiri. Akhirnya mutusin pause videonya, karena mau sholat isha. 
 
Sebelum sholat isha kepikiran nyeduh kopi dulu ah, saya cukup kabita dengan kopi gara-gara liat vlog tersebut mereka sedang meminum kopi.  (*rasanya kata tergiur atau tertarik juga gak cocok mengratikan kata kabita sih menurut saya)  karena kondisi finasial lagi bokek jadi belum bisa beli kopi seduh yang cukup layak dan enak, jadi pake kopi sachet yang ada aja, kebetulan yang ada kopi abc susu, yaudah seduh aja kopi nya. Sambil nunggu air mendidih saya sholat isha dulu.
Kebayangnya sih kopi yang mereka minum cappucino gitu, sebenarnya ada kopi sachet yang saya suka dan rasanya mirip mirip kopi kafe sih, toh saya juga gak begitu aware dengan rasa kopi-kopian tapi emang kebetulan yang ada di rumah abc susu yaudah itu aja seduh. Di vlog tersebut mereka sambil ngemil croissant kalau tidak salah, kebetulan di meja makan adanya kerupuk dorokdok, yaudah itu saya jadikan cemilan juga enak kayaknya. Saya sih suka cemilan asin untuk minuman manis. kalau cemilan manis harusnya minumannya asin, contoh ; kuah pop mie. lah? ?
Saya duduk di meja makan, melanjutkan nonton vlog nya dengan memakai earphone dengan handphone yang disimpan di holder ditemani kopi sachet seduh dan kerupuk dorokdok sambil menonton vlog yang notabene hanya perbincangan dua orang di kafe. Saya merasa tenggelam dalam perbincangan mereka sambil juga meminum kopi dan melahap kerupuk dan merasa menjadi berada dikafe tersebut, ikut nongkrong bersama mereka tapi gk ikut ngobrol, hanya memperhatikan obrolan mereka.
Ini seru menurut saya, kadang saya suka melakukan penyederhanaan / mensubtitusikan suatu keinginan dengan bentuk yang serupa tapi tidak sama persis. contoh lainnya, saya pernah ingin berselancar di pantai, tapi saya pribadi tidak menyukai pantai dan mengganti keinginan tersebut dengan cruising dan carving menggunakan skateboard di jalan raya dan merasakan bahwa ini cukup tergantikan. Walaupun pasti banyak sensasi yang berbeda.
Atau juga saya pernah menganggap makan di sebuah warung indomie kecil itu berarti saya sedang makan di sebuah dine resto di amerika. sama-sama 24 jam, suka ada tv di sudut ruangnnya, dan ya kayaknya di dine resto seperti dibawah itu juga gak mahal makanannya sama seperti di warung indomie. Ah ini mah akal-akalan saya saja. ke amerika juga belum pernah, cuma liat di film aja itu juga. bukan berarti benar wakop indomie adalah versi indonesia nya dari resto dine in di amrik itu.
Intinya sih semua bisa di downgrade disederhanakan dan di bayangkan sedang melakukan hal yang ingin dilakukan tersebut. memang tidak persis semua kenikmatan, esensi dan sensasinya kita dapati bahkan mungkin tidak mirip, tapi yaa menurut saya bahagia itu bisa di sederhanakan. Ya, bahagia itu sederhana dan juga bisa disederhanakan.