Surat Untuk Abang

Sebenarnya abang bukanlah panggilan yang biasa saya gunakan untuk memanggil sahabat yang sudah saya anggap seperti kakak saya sendiri ini. Biasa saya panggil dia dengan sebutan mang, atau langsung nama panggilannya; Topenk. Saya kenal Topenk kurang lebih tahun 2007, di awal saya mulai masuk skena punk. Saya direkomendasikan untuk menitip jual merchandise band saya di Distro milik Topenk oleh almarhum Usegn (ex-Gitaris Jeruji). Kalau bisa bilang Usegn adalah orang yang memperkenalkan saya lebih dalam pada komunitas punk bandung kala itu. RIP Usegn, may Allah bless u.

Distro milik Topenk bernama Rock n Rebel Records berlokasi di parahyangan plaza lantai 2 di daerah alun alun kota Bandung. Saya menitipkan beberapa merchandise band saya berupa patch dan backpatch. Ternyata penjualan cukup bagus yang otomatis membuat saya sering berkunjung untuk mengambil report penjualan, restock barang dan berlanjut jadi nongkrong. Produk yang dijual Distro topenk waktu itu masih banyak produk bootleg (bajakan) dari band band luar. Saya Pun sempat ikut berjualan kaos band bootleg tersebut dengan bermodalkan katalog yang ditawarkan ke teman teman di kampus dulu.

Tahun berganti tahun, salah satunya karena memang industri merchandise band yang sedang berkembang pesat bisa juga memang sudah saatnya Rock n Rebel ini pun berkembang. Yang asalnya topenk hanya menyewa satu lapak di parahyangan menjadi dua, bahkan hingga empat lapak dijadikan satu ia sewa. Omset makin besar, paling terasa signifikan di hari lebaran tentunya. Topenk bisa meraup omset hingga ratusan juta. Selain berjualan band merchandise, topenk pun meng ekspansi usahanya ke bidang event walaupun tidak reguler. Beberapa event musik yang dibuat memang cukup sukses bila dilihat dari jumlah penonton atau keberlangsungan acara, tapi untuk value ekonomi bisa dibilang defisit. Tapi topenk pernah berkata pada saya bahwa bikin event selain membuat sebuah wadah untuk teman teman komunitas berkreasi, mencari keuntungan tentunya, tapi yang paling penting ya untuk eksistensi brand Rocknrebel itu sendiri. Karena brand nya berada di naungan industri musik bawah tanah, masa gak eksis minimal support acara dengan menjadi sponsor atau kalau bisa ya bikin event.

Tak terasa semakin lama semakin intens saya nongkrong di Rocknrebel. Saya Pun menjadi freelance desainer untuk beberapa produk rilisan rocknrebel. Topenk sering berkunjung kerumah untuk sekedar main atau merevisi pekerjaan desain saya. Secara personal memang kita bedua sangat cocok. Kami pun saling berbagi cerita yang sangat pribadi satu sama lain. Semenjak saat itu kami makin berteman baik.  Topenk orangnya sederhana, apa adanya, dan juga pribadi yang tangguh. Topenk yang terpaut 8 tahun lebih tua dari saya menjadi figur kakak laki laki yang tak pernah saya miliki. Banyak pengalaman topenk yang bisa diambil pelajaran bagi saya. Ya salah satunya ketangguhannya. Yang saya ingat perkataan dia dulu ketika kita sama sama sedang down, “mungkin orang seperti kita memang die hards mang makanya dikasi ujian yang cukup berat juga, kalo org orang lemah mungkin sudah terjun dari pasopati”. Dari situ kita membuat satu lagu dengan lirik yang sama untuk band kita masing masing berjudul “die hard”

Dua kali saya mengecewakan topenk dengan mengacuhkannya ketika dia sedang sangat membutuhkan saya, eh saya malah asik berpacaran. Giliran pas saya yang membutuhkan dia, dia selalu ada. Dia selalu memaafkan saya dan tidak pernah ada yang berubah setelah itu. Kalau saya ada kesulitan baik itu finansial atau hal apapun, dia selalu coba membantu saya dengan maksimal. Kita pernah down dan bergalau ria bersama. Berbagi kesenangan bersama. Saya pernah ikut mudik main ke rumahnya di cianjur untuk sekedar silaturahmi dengan keluarganya. Tak terhitung berapa kali saya ditraktir olehnya, berapa banyak merchandise gratis yang saya dapat dari Rocknrebel. Kami saling sharing berbagai macam hal, saling mendukung satu sama lain. Band saya Gladiator pun bisa cukup besar dan dikenal di komunitas tak lepas dari kontribusi topenk dan Rocknrebel sebagai records dan management. Rocknrebel mengalami beberapa kali jatuh bangun tapi kami coba berjuang mempertahankannya. Band-nya Jaritengah sudah cukup diperhitungkan di skena musik punk lokal, berkat kerja keras topenk juga salah satunya. Ahh terlalu banyak hal yang bisa saya kenang tentang kamu mang..

24 Agustus 2015 Distro Rocknrebel di parahyangan plaza akhirnya tutup karena pailit. 8 Tahun Rocknrebel berjualan di parahyangan harus berakhir. Topenk tidak menyerah seketika, dia tetap mencoba berjuang dengan pindah ke plaza sebelah yang harga sewa nya relatif lebih murah walau lebih sepi pengunjung dan mengandalkan penjualan online. Tapi hanya beberapa bulan Rocknrebel sanggup bertahan hingga akhirnya harus benar benar menyudahi nya. Topenk meninggalkan beberapa hutang di akhir kebangkrutan Rocknrebel. Tidak sedikit cerita miring dari kebangkrutan Topenk dan Rockrebel. Saya cukup tau benar permasalahannya. Saya Pun tidak membenarkan tindakan Topenk yang kini menghilang dan terkesan lari dari tanggung jawabnya. Tapi kita tak pernah tau rasanya jadi di posisinya kan? Saya jelas berempati akan itu. Kehancuran Rocknrebel pun bukan semata-mata kesalahannya tp memang ada parasit juga yang menggerogoti didalam manajemennya. Saya tidak akan membahas hal tersebut biar itu jadi cerita bagi para pelaku yang benar terlibat di dalamnya saja, kita tak usah ikut campur.

Saya tahu banget Topenk itu bersahaja, gaya hidupnya sederhana. Teman-teman dikomunitas tau sendiri bagaimana rumah kontrakannya, mobil hijet nya, pakaian yang di beli nya. Tidak berglamor-glamor kok walau kadang royal suka mentraktir makanan. Jadi memang bukan gaya hidupnya yang menyebabkan Rocknrebel bangkrut tapi lebih ke manajemen bisnisnya. Semenjak kepergian Topenk dari Bandung, kami masih berkomunikasi awalnya. Dia mencoba melunasi hutangnya sedikit demi sedikit, termasuk hutang cicilan ke bank dengan menggadaikan motor saya. Topenk bekerja menjadi supir mengangkut sayuran di pedalaman sukabumi, sambil mencoba usaha ini itu. Di 6 bulan terakhir cicilan motor saya, Topenk pun menyerah dan bilang tak sanggup lagi membayarnya, saya maklumi dan saya pun tak ingin lagi topenk terbebani dengan itu. Terakhir kita bertemu saya lupa kapan yang jelas saat istri saya hamil besar, berarti hampir 2 tahun yang lalu. Topenk sempat menghubungi saya dengan nomor saudaranya karena dia tak punya handphone ketika itu. Tapi setelah itu dia menghilang. Mungkin dia malu dengan sisa tunggakan motor saya yang digadaikan di bank, atau bisa juga karena hal yang lain yang membuat kita sulit berkomunikasi kembali, tapi saya yakin dia tidak menghindari saya dengan sengaja. Saya sudah mencoba menghubungi Topenk via saudara nya tapi nampaknya pesan saya tak disampaikan atau mungkin saja lupa. Saya mencoba menghubungi saudaranya di facebook belum juga ada balasan. Satu satunya jalan agar saya bisa berjumpa dengannya mungkin dengan datang langsung ke kediamannya di Cianjur. Pasti someday mang, pasti saya temui kamu mang. Urg sono pisan penk euy. Semoga kita bisa berjumpa segera ya mang. Dimanapun kamu berada mang sekarang, semoga kamu selalu diberikan perlindungan, kesehatan, kemudahan dan keberkahan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Aamiin ya Allah..

PS : kita gak punya banyak foto bareng ya, untung masih nemu satu foto waktu di gigs ultah Rocknrebel & satu lagi ketika nge-MC di acara Hellprint, itu pun datanya hilang gak tau kemana. Untung satu ada di FB & yang satunya lagi pernah dicetak dan ditempel di kamar jadi masih ada. Yap, foto kita saya cetak dan dipajang di kamar bareng foto keluarga dan foto pacar waktu itu. That’s mean your so special, brother! Kamu adalah abang Gue, Forever!