Stay Strong
Terhitung Sudah 6 bulan semenjak saya berstatus bukan karyawan lagi. Karena satu dan lain hal saya kontrak saya tidak diperpanjang untuk bekerja di salah satu sekolah internasional di Bandung. Kebetulan 2 minggu sebelum akhir kontrak,saya sempat di interview di Sekolah Internasional yang notabene kompetitor tempat saya bekerja saat itu. Bahkan sudah sampai tahap akhir dan nego gaji. Itu cukup menangkan saya dari kewas-wasan menjelang menjadi pengangguran 2 minggu kedepannya. Saya berpikir mungkin memang sudah jalannya saya pindah kantor dengan bidang dan jenis usaha yang sama.
Ternyata setelah 2 minggu saya menganggur dan menunggu panggilan dari kantor kompetitor tersebut tak kunjung tiba. Nampaknya memang bukan jodoh nya saya dengan sekolah tersebut, ya sudahlah saya memulai mencari lowongan baru di website-website jobseeker.
Sebulan berlalu, saya tetap menganggur akhirnya saya memutuskan untuk re-apply sebagai driver gojek lagi. Dulu di tahun 2015 awal Gojek ada di Bandung saya sempat menjadi mitra gojek dan aktif selama kurang lebih 3 bulan. Lalu di tahun 2016 saya resign selain karena membutuhkan akte lahir yang dijaminkan juga karena memang sudah memiliki pekerjaan lain yang lebih settle. Syarat mengambil jaminan adalah melunasi atau mengembalikan aset yang sempat dipinjamkan kepada driver, ketika itu saya hanya dititipi aset handphone saja. Ketika kemarin saya akan re-apply driver Gojek via website ternyata ada beberapa kendala, karena saya statusnya ex mitra jadi mengharuskan saya datang ke kantor gojek untuk beberapa syarat administrasi yang belum lengkap, ternyata syarat administrasi yang belum lengkap tersebut adalah berupa tunggakan handphone di tahun 2015 tersebut, karena menurut pihak gojek saya belum mengembalikan handphone nya atau paling tidak bisa menunjukan bukti berupa form pengembalian asetnya.
Sebenarnya form tersebut saya pernah pegang, tapi sudah dibuang karena saya merasa tidak ada gunanya juga saya simpan. Toh sudah putus kemitraan, barang jaminan saya sudah kembali, ditukarkan dengan aset yang dipinjamkan. Saya sempat menerangkan hal tersebut kepada customer service nya tapi pihak mereka tidak bisa banyak membantu adapun pilihannya adalah melunasi tunggakan tersebut, atau tidak jadi mitra gojek. cicilannya tidak berat sekitar 9000 per hari hingga lunas Handphone yang senilai 800rb yang diambil dari deposit Gojek kita kalau kita dapat order nantinya.
Saya sempat mengkonsultasikan hal ini kepada istri, dan dia cuma menanyakan “ayah punya cara lain gak buat cari uang yang cepat selain gojek sekarang sekarang?” Ya.. benar juga apa katanya.. makanya saya deal kembali menjadi mitra gojek. apalah arti 9000 rupiah per hari. setelah akun driver Gojek saya aktif saya hanya sempat menggunakannya 2-3 hari kalau tidak salah. Saya belum bisa merelakan 9000 rupiah hasil keringat saya untuk membayar tunggakan yang tidak seharusnya saya bayar untuk perusahaan kapital macam gojek. Ya memang saya anti kapitalis atau sebut saja pelit! Apalagi untuk kasus kayak gini.
Menguras tabungan memang bukanlah solusi yang tepat untuk bertahan membiayai penghidupan. Dengan optimis saya akan mendapatkan pekerjaan di bulan depan saya mencoba mengirit semua pengeluaran yang biasa dilakukan sebelumnya. Kami bahkan bisa dibilang mendowngrade beberapa produk yang biasa kami pakai sebelumnya. Contoh kecil adalah sabun. Saya menggunakan sabun cair dari semenjak kecil, dan sekarang saya terpaksa mengganti nya dengan sabun batang karena jelas jauh lebih terjangkau bagi saya sekarang. Banyak poin poin downgrade kehidupan lain yang kita lakukan. Sebenarnya ini bukan masalah, tapi kalau dalam bahasa sunda biasa disebut ‘ngarumas’ ya cuma belum terbiasa saja. Alhamdulillah Allah memberikan saya istri yang sangat baik baik dan sabar. Dia sabar dengan kebodohan saya, kelemahan saya, dan beberapa kesalahan saya dalam mengambil keputusan. Dia yang sangat sederhana, Dia yang tidak banyak mengeluh. Dia yang tidak banyak menuntut dan iri dengan kepemilikan orang lain dimana dijaman sekarang ini dengan mudahnya kita dapat mengakses ‘pameran kekayaan’ milik orang lain melalui berbagai macam platform social media. Ya Allah banyak syukur yang harus ku ucapkan atas karuniaMu ini.
Dibulan juni kalau tidak salah saya dapat kerjaan freelance menjadi supir undangan. saya sudah pernah cerita sebelumnya di Sopir Kondangan. Pendapatan dari menjadi supir undangan tidaklah cukup membiayai hidup tapi alhamdulillah itu cukup membantu. Uang pegangan makin habis yang notabene adalah aset investasi yang sedang turun nilainya pun saya kuras habis, Pengeluaran pastilah akan tetap ada. Hutang di beberapa teman walau tidak besar sudah cukup bikin saya kehilangan muka sebenarnya. Sudah banyak surat lamaran online maupun offline saya masukan. Beberapa interview dan psikotes juga saya lalui tapi tak kunjung ada panggilan untuk kontrak kerja.
Saya, istri dan anak saya tinggal menumpang di rumah milik ibu saya. sebenarnya saya pun memang tidak berencana meninggalkan Ibu saya kelak kalau memang sudah punya rumah sendiri. Tapi statusnya kini adalah saya yang nebeng pada ibu. Malu? Seharusnya sih tidak usah malu, kalau saya berkontribusi atas kelangsungan hidup (katakanlah finansial) di rumah ibu. Tapi sekarang kondisinya lain, saya masih merepotkan ibu dengan ‘nebeng hidup’ ini. Ibu yang seharusnya cukup bisa menikmati masa pensiunnya dengan uang pensiunnya kini masih terbebani dengan mendukung finansial keluarga kecil saya.
Yang saya rasakan sekarang ini seperti yang saya rasakan ketika mencari pasangan hidup. Struggle nya sama! Kenapa? Karena dulu pun saya merasakan di titik kebingungan, kelimpungan untuk mencari dimana pasangan hidup saya. Tak sabar ingin segera Allah pertemukan dengannya. Ketika itu pun saya tak henti mencari, berikhtiar, berdoa dan memantaskan diri agar disegerakan bertemu dengannya. 4 tahun penantian akhirnya terjawab sudah dan kini dia menjadi istriku.
Sekarang saya akan lakukan hal yang serupa dalam pencarian rezeki ini. Saya tak akan menyerah, akan tetap berikhtiar, mencari berbagai solusi, tentunya berdoa dan berpasrah diri kepada Allah untuk kehidupan yang lebih baik. Dan Insha Allah akan ikhlas dengan semua takdir yang Allah berikan. Bunda, Adam.. tunggu sebentar ya.. Ayah berjuang sekuat tenaga.. Cuma Allah yang bisa bantu kita.. Semoga Allah ridhoi dan mudahkan perjuangan ayah.. Aamiin