Ngapain jadi Youtuber? kan udah gk youth.. hah?

Kayaknya menjadi youtuber atau content creator di platform youtube bukan sebuah cita2 yang lazim buat orang seumuran saya sih. Kalaupun memang punya akun youtube dan lumayan follower & viewersnya bertambah secara organik itu pun karena saya upload video karya saya bersama mx works (ph videography) dahulu. Saya juga gak pernah punya niat jadi youtuber sebelumnya sampai akhirnya kemarin iseng bikin vlog. Sempet ada ide kayaknya kalau bikin vlog wedding driver cukup seru, mengingat selalu banyak kisah menarik yang saya dapati dari penuturan para klien wedding car saya.

Akhirnya setelah brainstorming dengan beberapa sahabat saya, tercetuslah Wedding Car Vlog yang digarap dengan cukup serius dari awal konsep dan hal teknis lainnya. Buat yang belum nonton bisa nonton pilot episodenya di bawah ini :

Alhamdulillah ternyata cukup banyak yang mengapresiasi dan responnya cukup positif. Ada beberapa kritikan dan masukan beberapa hal minor saja (thanks for that). Tapi yang selalu saya tanyakan kepada teman yang apresiatif adalah, “this is really your content-to-watch? Atau mereka menonton hanya karena ada saya di vlog tersebut? Pertanyaan menarik bukan. Ya, ternyata memang hampir 90% bilang karena memang ada saya, dan penasaran dengan apa yang saya buat. Itu saja, tapi mereka merasa itu bukan konten yang mereka akan tonton dengan sengaja kalau tidak ada saya di dalamnya. Yap! That’s right! That’s means kalian memang bukan target audience dari vlog saya.

Semenjak itu saya mulai mencari banyak informasi bagaimana memasarkan youtube channel, bagaimana cara mendapatkan subscriber, views, dan lain lain. Saya menemukan beberapa video yang cocok buat jadi referensi informasi bagi yang baru memulai channel youtube di awal tahun 2019 ini ;

Intinya yang saya tangkap dari video-video diatas adalah youtuber/youtube creator yang baru mulai di akhir 2018 – awal 2019 mempunyai tantangan yang cukup besar karena harus bersaing dengan pemain besar baik itu corporate, seleb yang sudah mapan, tim produksi besar atau siapapun yang mau mulai menginvasi youtube dengan modal yang sudah mumpuni. Modal disini bukan secara finansial saja ya, tapi bisa juga modal popularitas, modal skill, tools dan tim yang sudah settle, dll.

Berkecil hati? Tidak sih, tapi jujur ini menambah kekhawatiran akan gagal dan sedikit mematahkan semangat untuk terus menjalankan vlog yang baru akan menuju episode 3 ini. Tidak semua video di atas mempengaruhi untuk  mematahkan semangat kok, ada juga yang memotivasi, seperti yang dikatakan oleh Cania Citta “niche is a trend in 2019”. Yap! Walaupun ada kekhawatiran karena saya masih mencari segmentasi yang pas bagi penonton game show saya tersebut. Saya yakin akan ada segmentasinya nanti, tapi saya belum tahu apakah segmen tersebut besar ataukah hanya segelintir orang saja yang akan menyukainya?

Saya selalu teringat akan perkataan Lisa Kristal anak dari pemilik CBGB; “even shitty bands got a fans”. Ya, seburuk apapun karyanya pasti ada penggemarnya. Ya walaupun memang tidak besar jadinya. Lalu ngapain dong saya bikin vlog? Motifnya sudah saya terangkan di episode pilot di atas. Tapi ya, tidak ada ruginya kan? Toh memang profesi saya sekarang adalah wedding driver, jadi yaa itung itung sambil menyelam minum green tea lah. Worth to try.

Orang orang sekarang sedang tren dengan istilah “startup company” apa yang saya lakukan sebenarnya tidak jauh dengan mereka, saya membuat “startup channel”. Apakah saya mampu bersaing melawan pemain baru yang bermodalkan ini itu? Entah lah. Kalaupun memang ternyata industri youtube nya sudah terbentuk seperti itu mau apa lagi? Semuanya fair kok walaupun memang perbedaan modal tersebut mau tidak mau membuat starting point youtuber kecil terlambat beberapa langkah.

Saya pernah menjadi pelaku di industri musik indie/underground. Saya pernah mencicipi manisnya star syndrome walau cakupannya mungkin cuma se-kelurahan, atau bahkan mungkin cuma satu RW kalau semua pendengar musik saya diakumulasikan. Tapi saya akan tetap berusaha di jalur ini, tetap optimis dan juga tetap realistis tidak menempatkan fame & money sebagai target yang utama(utama sih) tapi at least bisa upload karya dan memperbaiki karya di tiap episode nya pun udah jadi achievement tersendiri buat saya. Biarain money & fame jadi bonus.. Ciee..   

Ya intinya tulisan ini untuk menyemangati diri yang sedang memulai membangaun channel di youtube juga untuk teman-teman creator youtube baru lainnya yang mungkin baca tulisan ini. Just do the best! Lets Allah do the rest.