#hobbytalk : skateboard

Saya menyukai skateboard semenjak SMP, mungkin gara gara game Tony Hawk Pro Skate di Playstation. Tapi berkeinginan menjadi skateboarder itu pas kelas 3 SMP (tahun 2002) kalau tidak salah. Karena di zaman itu seingat saya fashion anak cowok sedang berkiblat pada surf & skate wear, Kalau fashion aja dijadikan arah kiblat kebayang skateboarder nya? Berarti keren banget! Stereotype fashion skateboarder jaman itu masih berpakaian gombrang-gombrang pake baggy pants yang dipakai hipster terlihat boxer pants nya dan dipadukan dengan sepatu yang gembung macam Osiris D3. Pokoknya nanti kalau masuk SMA saya mau jadi anak skateboard ah!

*gaya skater 90s – awal 2000an.. salah satu fav saya Chad Muska

Sebelum masuk SMA saya sudah mempersiapkan outfit yang “skater look” banget. Beli sepatu gembung, siapin celana seragam yang gombrang, dan beberapa kaos surfwear buat nanti kalo nongkrong. Skateboardnya udah beli?? Beloom.. Gak kepikiran malah, yang penting style nya aja ?. Nah awal masuk SMA ada masa orientasi siswa tuh kan, ada perkenalan ekstrakurikuler di tiap hari nya. Di hari kedua ada tuh ekskul extreme sports yang berisi Skateboard & BMX. Anak anak senior pada perform, dan ngajakin beberapa siswa baru untuk ikut mencoba. Saat itu ada Iwan, Fajar dan Arif ikut mencoba tampil dengan senior, dan ternyata mereka bertiga sudah cukup mahir untuk melakukan beberapa trik yang keren. Respon kami yang menonton semua nampak terpesona dan bersorak bertepuk tangan. Singkat cerita saya tertarik dan mengikuti ekstra kurikuler Extreme Sports tersebut.  

Yak kadang menjadi poseur memang awalan sebelum akhirnya menjadi true. Berawal hanya ingin berpenampilan seperti skater lalu akhirnya mencoba untuk mendalami skateboard. Dari kelas satu hingga awal kelas 3 SMA saya cukup sering bermain skateboard, cukup aktif bersama teman teman di ekskul mengikuti beberapa kegiatan diluar sekolah, dari cek spot, street cruising, hingga beberapa kompetisi skateboard. Saya ikut kompetisi? Tidak.. Bukan saya, saya cuma ‘tim hore’ saja yang ikut meramaikan dan mendukung beberapa teman yang ikut kompetisi di kelas pemula. Semasa SMA saya bermain skateboard tidak banyak trick yang saya kuasai. Bahkan untuk trick dasar seperti ollie (melompat) pun tidak lancar. Saya hanya lancar mengendarai skateboard saja, tidak memainkan dengan trik-trik dan manuver yang ekstrim.

Ketika saya masuk perkuliahan saya tahu ada Unit Skateboard di kampus saya, karena ketika SMA saya pernah main ke kampus ITENAS untuk bermain di skateparknya. Saya bergabung dengan unit tersebut hanya untuk nongkrong-nongkrong saja, karena saya sudah tau kemampuan skateboard saya yang tampaknya tidak bisa berkembang lagi. Menurut saya bermain skateboard selain membutuhkan ketekunan, yang terpenting juga haruslah memiliki keberanian. Karena ya, ini kan olahraga ekstrim. Ada beberapa trik yang pernah saya hampir bisa lakukan dengan sempurna tapi tidak pernah landing dengan baik. Kenapa? Karena saya tidak berani melakukannya. Saya pernah bisa backside boardslide di handrail kecil di sma, tapi karena pernah terjatuh ke belakang hingga rail nya pun bengkok membuat saya cukup trauma mencoba trick tersebut. Saya juga pernah mencoba indy grab dengan meluncur dari banks ketika di udara sempat berhasil, tapi pas mendarat saya enggan untuk tetap menempatkan posisi kaki saya di skateboard walaupun letaknya sudah tepat, pasti saja saya lepaskan. Terlalu banyak kekhawatiran kalau nanti ketika saya mendarat ternyata tergelincir kedepan atau ke belakang. Saya pun pernah mencoba main di skatepark, untuk drop in dari ramp saja tidak pernah berani. Jadi ya sudah saya menyerah sama skateboard karena saya sadar membutuhkan adrenaline lebih.

*foto pura2 ngetrick, hasil rekayasa pemotretan belaka

Di tahun 2011 saya pernah mencoba downhill skateboard, karena berpikir maen trick itu susah dah udah nyerah juga tapi kalau sekedar handling mengendarai skateboard kayaknya cukup mahir deh. Ternyata? Salah besar! Aje gile itu downhill longboard butuh banyak adrenaline juga karena bermain dengan kecepatan. Ya bukan main2 loh kecepatannya. Waktu itu downhill dari ledeng sampe dago ada yang sampai 50 km/jam ketika diukur dengan bersebelahan dengan motor. Gk ngebut? Ini kan sambil berdiri di papan luncur loh, terasa ngebut banget, kebetulan syaa pinjam skateboard biasa yang bukan diperuntukan downhill jadi kecepatan dan handlingnya pun kurang maksimal.

Karena mencoba tidak dengan skateboard peruntukan downhill jadi saya kurang puas dan penasaran, akhirnya saya memutuskan untuk beli longboard, nemu di olx langsung beli. Beberapa waktu kemudian langsung saya coba memainkannya bersama sahabat saya Mega. Saya sudah persiapkan safety gear berupa knee & elbow protection plus sepasang glove. Saya pilih area dago tepatnya daerah Stamford Internasional School, karena banyak sekali turunan dan tanjakan di komplek tersebut. Yang kebagian pertama mencoba adalah Mega, saya suruh dia menggunakan protector karena ini bakal extreme banget, “kecepatannya gak main-main” saya bilang. Mega malah bilang “pake protector tuh kayak yang mau jatuh aja”.

Mega bersiap meluncur dengan longboardnya, dan saya bersiap di sebelahnya dengan mengendarai motor untuk jaga kalau mega overspeed dan kehilangan kendali untuk mengerem, dia bisa memeluk saya untuk dan perlahan melambat. 3..2..1.. Mega meluncur dan saya mengendarai motor kurang lebih 1 meter di sebelah kanannya bersiap sambil memperhatikannya, ternyata mega hilang kendali, kakinya bergetar parah tidak kuat menahan getaran dari truck skateboard nya, saya yang posisinya terlalu dekat bukan meraihnya karena takut malah mega tersangkut atau malah tertabrak oleh motor saya, saya menjauh dan mega terpental dari skateboardnya dan jjatuh cukup keras. Mega luka cukup serius seperti orang yang terjatu dari motor berkecepatan tinggi. Serius! Celana sobek karena ternyata mega tiodak memasang protector dengan benar, glove sobek, ada luka di muka di bibir dan dahi, di kaki dan cukup serius di kelingkin nya. Mega lemas kareena memang takut darah dan kami langusng berangkat ke RS borrmeus. Pengalaman menegangkan dan cukup lucu juga. Sedari itu saya tidak pernah mencoba lagi downhill skateboard dan langsung menjual longboardnya. Hahaa.. Ya, saya memang penakut, tidak cocok untuk olahraga extrema yang memacu adrenaline

Mengulik trick skateboard jelas tak cocok, downhill pun ternyata membutuhkan keberanian. ah  sudah, hasilnya sama saja saya ini penakut. Tetapi minat saya pada skateboard tidak pernah surut. Walau begitu Saya tidak terlalu update dengan perkembangan skateboard sih, menonton kejuaran, atau berlangganan media/majalah skateboard. Paling cuma follow beberapa akun skateboarder di instagram. Oiya mungkin juga karena kultur skateboard cukup dekat dengan kultur punkrock, atau biasa disebut skatepunk saya jadi merasa tetap connect dengan skateboard ini. Saya buat satu lagu skatepunk bersama patinas :

*The Patinas – Lets Skate

Agustus 2014 saya bersama sahabat saya Angger mencoba hobby baru; Inline Skate! Yup! Nampaknya menjanjikan nih. Ternyata ada bermacam genre juga di inline skates; ada street, slalom, fitness & aggresive. Saya sih buat jalan jalan aja. Saya pikir kayaknya asik cruising di kota pake inline skate, dan dulu waktu SD sempat bermain inline skate dan cukup mahir kayaknya, ternyata ada perbedaan yang cukup signifikan dengan inline skate yang dulu jaman SD saya pakai. Untuk bermanuver lebih baik roda tengahnya dibuat leih besar, dan bearing roda nya pun lebih licin di banding dengan inline skate yang dulu saya punya. Jadi handlingnya cukup kesulitan lah intinya. Kita coba belajar di kota baru parahyangan, karena jalannya luas dan cukup bagus. Agak kaku dan gk nyaman ternyata pake sepatu roda. Inline skate yang kita punya gk ada remnya, jadi harus bisa trick khusus untuk mengerem. Dan sebelum saya bisa trik mengerem dan mengendalikan badan dengan inline skate secara sempurna keburu berhadapan dengan turunan yang cukup cuyram yang membuat saya meluncur cepat dan hilang kendali akhirnya tersumngkur cukup parah. Hahaha

*Saya & angger

Kalau tidak salah saya dan angger hanya sempat 3x ngulik inline skates dan akhirnya berhenti. Kenapa? Karena ternyata skateboard ada cruising juga. Saya baru tahu dari teman saya Arif bahwa ada loh Skateboard cruising. Berbeda bentuknya dengan skateboard trik, bentuknya lebih mirip longboard (tanpa concave) tp ukurannya standard. Nah!! Mungkin ini yg saya cari! kenapa tak terpikirkan sebelumnya. Sebenarnmya saya tahu arif di jakarta sering cruising menggunakan cruiser board nya, bahkan suka dipake beraktifitas. Karena cruiserboard milik arif kecil berukuran 18inch. Saya tidak tertarik karena ukurannya, ternyata ada beberapa ukuran skateboard cruising.

*variant ukuran cruiserboard

Kenapa harus repot repot pakai cruiser board? Toh untuk berseluncur di jalan saja kan pake skateboard biasa juga bisa. Ya memang bisa, paling cukup disesuaikan dengan ukuran ban dan bearing yang lebih licin saja, tapi karena kebetulan saya memang sudah tak punya skateboard lagi dan juga cocok bagi saya yang suka merasa malu kalau di jalan bertemu real skateboarder kalau saya cruising dengan skateboard biasa dan tidak bisa bermain trick (haha sebenarnya tak usah dipikirin amat sih). Jadi saya memakai benda yang sesuai dengan peruntukannya, dan tentunya saya mampu dan mahir memainkannya.

Berseluncur dijalan menggunakan skateboard! Yeah!! Ini dia.. Akhirnya bisa juga berhobby dengan skateboard. Dari yang awalnya cuma berdua lalu bertiga hingga akhirnya berkumpul hingga belasan orang cruising bareng. Bukan komunitas sih cuma grup line saja untuk kordinasi yang kebetulan dinamai biar jadi skate gank yg sok keren, tidak terikat cuma senang senang saja bebas mau hadir kapan. Kita biasanya sih cruising weekend yang jalurnya di tengah kota dan cari  jalan yang aspalnya bagus dan mulus. Karena spot jalan jalan yang bagus di kota bandung hampir sudah dijamah, kadang kita check spot sambil piknik. Pernah ke unpad jatinangor pernah juga ke parung skatepark di bogor.

*bersama skategang bermain ke parung

Selain karena sudah bosan dengan jalur yang biasa kita mainkan juga kesibukan masing masing orang yang ada di grup. Sudah hampir setahun lebih mungkin kita gk cruising bareng. Kekurangan cruisng skateboard itu sih menurut saya, cepat bosan karena tidak ada yang “diulik” seperti skateboard trik atau downhill yang juga ngulik adrenalin dengan kecepatannya. Kalau alasan saya gk main akhir akhir ini sih ya selain sibuk juga karena ada parts skateboard nya yakni pivot yang rusak dan belum sempat ganti.

Browsing2 saya sempat nemu jenis lain lagi dari skateboarding yang sungguh menarik perhatian saya; surfskating! Kayaknya saya bisa main ini! playable, ulik-able (gk tau istilah benarnya apa)

*Surfskating w/ Carverboard

Tapi sialnya gk ada di indo, kalopun beli di spitfire singapore sama ongkirnya jadi mahal banget. Eh tapi sekarang sudah ada di indo tapi harganya ya emang tetap mahal. Someday pasti saya beli sih!

Di Desember 2015 saya menemukan satu permainan asik lagi dengan skateboard! Pumptrack!! Pumptrack ini sebenarnya nama jalur atau arena-nya , bukan nama / jenis skateboardnya.

*1st try berslencur di pumptrack

Ini! Oh sungguh! ini jawaban dari semua permainan skateboard yang saya idamkan. Ini sangat playable dan ulik-able banget buat saya yang tidak bisa main trick dan takut dengan speed di downhill. Tapi sayangnya di bandung gak ada skate park model pumptrack ini. kalo pun punya lahan kosong untuk dibuat beton untuk pumptrack jadi sangat lebih mahal lagi dari carverboard surfskate.

Setelah browsing-browsing saya menemukan lagi nih another genre skateboard; dirtboarding! Duh… emang ya skateboard ini seru banget, banyak banget alternatif nya ternyata. Kalau googling dirtboard mungkin yang keluar bakalan skateboard besar macam longboard dengan ban yang berukuran super besar seperti ini:

*Dirtboard / Mountainboard

Bukan! Bukan mountainboard atau allterain seperti itu. Dirtboard yang saya maksud berbentuk seperti skateboard biasa dengan ban yang sedikit lebih besar dan bermaterial karet mirip ban offroad.

*Oversized Offroad Skate Wheels dengan Cruiser Board 31″

Sebenarnya saya belum tahu seperti apa keseruan dirtboarding ini, karena hanya melihat foto2 dan video saja. itu pun berbeda dengan yang saya bayangkan. karena bayangan saya memainkan dirtboarding ini adalah dengan mengganti ban ditrboard ini memungkinkan saya untuk bermain pumptrack di tanah. ya, yang saya inginkan tetap bermain di pumptrack karena itu yang sangat playable dan ulikable buat saya. dan sebisa mungkin pumptrack milik pribadi. sebuah pumptrack non beton yakni dari tanah. di kampung saya di garut saya punya lah sedikit lahan untuk membuat pumptrack ini.

mungkin impian akhirnya adalag nanti saya punya setup dirtboarding ini + membangun sebuah dirt pumptrack di kampung halaman dan punya satu moge/motor custom yang di build up dengan deck holder nya

Dan saya akan main ke garut bersama istri dan anak saya untuk rekreasi reguler, karena makam bapak saya ada di garut dan salah satu alasan kenapa bapak ingin dimakamkan di garut karena beliau ingin anak cucunya nanti tidak melupkana kampung halamannya. semoga bisa terealisasi.. aamiin